Permukaan perkerasan jalan merupakan lapisan jalan yang paling atas.
Permukaan perkerasan jalan berfungsi untuk menahan beban roda, sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan dari kerusakan akibat cuaca, sebagai lapisan aus (wearing course).
Detail Variabel
Permukaan Perkerasan Jalan
-
Permukaan perkerasan jalan merupakan lapisan jalan yang paling atas.
Permukaan perkerasan jalan berfungsi untuk menahan beban roda, sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan dari kerusakan akibat cuaca, sebagai lapisan aus (wearing course).
Permukaan perkerasan (susunan, kondisi, %penurunan, %tambalan)
1-Ya
2
DINAS PEKERJAAN UMUM
Kondisi Jalan merupakan keadaan jalan yang dapat diamati dari luas retakan di jalan, lebar retakan, jumlah lubang dan rata-rata kedalaman bekas roda yang ada di jalan.
Nilai Kondisi jalan dinyatakan dengan SDI (Surface Distress Index) yang merupakan kombinasi dari penilaian terhadap Luas Retak, lebar retak, jumlah lubang, dan rata-rata kedalaman bekas roda.
Detail Variabel
Kondisi Jalan
-
Kondisi Jalan merupakan keadaan jalan yang dapat diamati dari luas retakan di jalan, lebar retakan, jumlah lubang dan rata-rata kedalaman bekas roda yang ada di jalan.
Nilai Kondisi jalan dinyatakan dengan SDI (Surface Distress Index) yang merupakan kombinasi dari penilaian terhadap Luas Retak, lebar retak, jumlah lubang, dan rata-rata kedalaman bekas roda.
-
Saat Pencacahan
Integer
Jalan: 1. Baik 2. Sedang 3. Rusak Ringan 4. Rusak Berat
1. Kondisi jalan baik adalah jalan dengan nilai SDI< 50. 2. Kondisi jalan sedang adalah jalan dengan nilai SDI antara 50-100. 3. Kondisi jalan rusak ringan adalah jalan dengan nilai SDI 100-150. 4. Kondisi jalan rusak berat adalah jalan dengan nilai SDI > 150.
Luas Retak, lebar retak, jumlah lubang, dan bekas roda
1-Ya
3
DINAS PEKERJAAN UMUM
jembatan merupakan bangunan yang menghubungkan suatu jalan yang menyilang dengan sungai/ saluran air, lembah atau dengan jalan lain. Bangunan jembatan terdiri dari bangunan atas dan bangunan bawah jembatan.
Tipe Bangunan Jembatan dibagi berdasarkan karakteristik Struktur bangunan atas dan bawah jembatan.
Detail Variabel
Tipe Bangunan Jembatan
-
jembatan merupakan bangunan yang menghubungkan suatu jalan yang menyilang dengan sungai/ saluran air, lembah atau dengan jalan lain. Bangunan jembatan terdiri dari bangunan atas dan bangunan bawah jembatan.
Tipe Bangunan Jembatan dibagi berdasarkan karakteristik Struktur bangunan atas dan bawah jembatan.
-
Saat Pencacahan
Char
Tipe Bangunan Atas: B. Gorong-gorong persegi Y. Gorong-gorong pipa A. Gorong-gorong pelengkung T. Gantung C. Sokongan G. Gelagar M. Gelagar Komposit P. Plat L. Balok Pelengkung E. Pelengkung R. Rangka S. Jbt. Sementara F. Ferry K. Lintasan kereta Api W. Lintasan Basah U. Lain-lain Tipe Pondasi: CA. Cakar ayam LS. Langsung TP. Tiang Pancang PB. Tiang Bor TU. Tiang ulir SU. Sumur LL. Lain-lain Tipe Kepala Jembatan: A.Cap B. Dinding Penuh C. Kepala Jembatan Penuh Tipe Pilar: C.Cap P.Dinding Penuh S.Satu kolom D.Dua kolom T. Tiga kolom atau lebih L. Lain-lain
-
Tipe Bangunan atas, Tipe Pondasi, Tipe Kepala Jembatan/Pilar
1-Ya
4
DINAS PEKERJAAN UMUM
Kondisi Jembatan merupakan keadaan struktur jembatan pada saat pengamatan.
Kondisi jembatan dinilai dengan indeks NK (Nilai Kondisi), dimana NK=struktur+kerusakan+perkembangan+fungsi+pengaruh
Detail Variabel
Kondisi Jembatan
-
Kondisi Jembatan merupakan keadaan struktur jembatan pada saat pengamatan.
Kondisi jembatan dinilai dengan indeks NK (Nilai Kondisi), dimana NK=struktur+kerusakan+perkembangan+fungsi+pengaruh
-
Saat Pencacahan
Integer
Jembatan: 1.Baik 2.Rusak Sedikit 3. perlu pemantauan 4.Kerusakan yang butuh perhatian 5. Kondisi Kritis 6. elemen runtuh/tidak berfungsi lagi
1.Jembatan baik adalah jembatan dengan NK=0 2.Jembatan rusak sedikit adalah jembatan dengan NK=1 3. Jembatan perlu pemantauan adalah jembatan dengan NK=2 4. Jembatan dengankerusakan yang butuh perhatian adalah jembatan dengan NK=3 5.Jembatan dengan kondisi kritis adalah jembatan dengan NK=4 6.Jembatan dengan elemen runtuh adalah jembatan dengan NK=5
Struktur, kerusakan, perkembangan, fungsi, dan pengaruh
1-Ya
5
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
derajat yang menyatakan keasaman dan kebasaan perairan yang merupakan negatif dari logaritma konsentrasi ion hidrogen (H+). pH merupakan tolak ukur mutu air yang banyak mempengaruhi nilai pemanfaatan air (Mahida, 1984). Perairan yang mempunyai pH antara 6,5-8,5 adalah perairan yang produktif dan ideal bagi kehidupan organisme akuatik.
derajat yang menyatakan keasaman dan kebasaan perairan yang merupakan negatif dari logaritma konsentrasi ion hidrogen (H+). pH merupakan tolak ukur mutu air yang banyak mempengaruhi nilai pemanfaatan air (Mahida, 1984). Perairan yang mempunyai pH antara 6,5-8,5 adalah perairan yang produktif dan ideal bagi kehidupan organisme akuatik.
Detail Variabel
Puissance negative de H (pH)
-
derajat yang menyatakan keasaman dan kebasaan perairan yang merupakan negatif dari logaritma konsentrasi ion hidrogen (H+). pH merupakan tolak ukur mutu air yang banyak mempengaruhi nilai pemanfaatan air (Mahida, 1984). Perairan yang mempunyai pH antara 6,5-8,5 adalah perairan yang produktif dan ideal bagi kehidupan organisme akuatik.
derajat yang menyatakan keasaman dan kebasaan perairan yang merupakan negatif dari logaritma konsentrasi ion hidrogen (H+). pH merupakan tolak ukur mutu air yang banyak mempengaruhi nilai pemanfaatan air (Mahida, 1984). Perairan yang mempunyai pH antara 6,5-8,5 adalah perairan yang produktif dan ideal bagi kehidupan organisme akuatik.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air
saat observasi pengambilan sampel
Float
4,5 s.d 5,0 5,0 s.d 5,5 5,5 s.d 6,0 6,0 s.d 6,5
Isian harus isi
Nilai pH
2-Tidak
6
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1 μm ) yang tertahan pada saringan Millipore dengan diameter pori 0,45 μm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air. Padatan tersuspensi dikategorikan dalam padatan sulit mengendap, sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengendapan gravitasi konvensional (Suprihatin dan Suparno 2013).
bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1 μm ) yang tertahan pada saringan Millipore dengan diameter pori 0,45 μm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air. Padatan tersuspensi dikategorikan dalam padatan sulit mengendap, sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengendapan gravitasi konvensional (Suprihatin dan Suparno 2013).
Detail Variabel
Total Suspended Solid (TSS)
-
bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1 μm ) yang tertahan pada saringan Millipore dengan diameter pori 0,45 μm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air. Padatan tersuspensi dikategorikan dalam padatan sulit mengendap, sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengendapan gravitasi konvensional (Suprihatin dan Suparno 2013).
bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1 μm ) yang tertahan pada saringan Millipore dengan diameter pori 0,45 μm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air. Padatan tersuspensi dikategorikan dalam padatan sulit mengendap, sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengendapan gravitasi konvensional (Suprihatin dan Suparno 2013).
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air
saat observasi pengambilan sampel
Float
-
Isian harus isi
TSS
2-Tidak
7
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid di dalam air.
Residu dianggap sebagai kandungan total bahan terlarut dan tersuspensi dalam air. Selama penentuan residu ini, sebagian besar bikarbonat yang merupakan ion utama di perairan telah mengalami transformasi menjadi karbondioksida, sehingga karbondioksida dan gas-gas lain yang menghilang pada saat pemanasan tidak tercakup dalam nilai padatan total.
Detail Variabel
Total Dissolved Solid (TDS)
-
terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid di dalam air.
Residu dianggap sebagai kandungan total bahan terlarut dan tersuspensi dalam air. Selama penentuan residu ini, sebagian besar bikarbonat yang merupakan ion utama di perairan telah mengalami transformasi menjadi karbondioksida, sehingga karbondioksida dan gas-gas lain yang menghilang pada saat pemanasan tidak tercakup dalam nilai padatan total.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air
saat observasi pengambilan sampel
Float
-
Isian harus isi
TDS
2-Tidak
8
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. yakni untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami maupun dengan perlakuan aerobik untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga.
oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. yakni untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami maupun dengan perlakuan aerobik untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga.
Detail Variabel
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO)
-
oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. yakni untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami maupun dengan perlakuan aerobik untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga.
oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. yakni untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami maupun dengan perlakuan aerobik untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air
saat observasi pengambilan sampel
Float
-
isian harus isi
DO
2-Tidak
9
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
merupakan variabel yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air.
(1) BOD merupakan banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam lingkungan air untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organic yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan air. (2) BOD menunjukan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi microba aerob yang terdapat dalam botol BOD yang diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20°C dalam keadaan tanpa cahaya.
Detail Variabel
Biochemical Oxygen Demand (BOD)
-
merupakan variabel yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air.
(1) BOD merupakan banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam lingkungan air untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organic yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan air. (2) BOD menunjukan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi microba aerob yang terdapat dalam botol BOD yang diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20°C dalam keadaan tanpa cahaya.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air
saat observasi pengambilan sampel
Float
-
isian harus isi
BOD
2-Tidak
10
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
merupakan variabel yang digunakan untuk mengetahui zat organik dan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi materi organik dan oksidasi secara kimia. Nilai COD dalam air limbah biasanya lebih tinggi dari nilai BOD karena lebih banyak senyawa yang dapat dioksidasi biologi. Semakin tinggi nilai COD dalam air limbah mengindikasikan bahwa derajat pencemaran pada suatu perairan semakin tinggi (Suharto, 2011)
merupakan variabel yang digunakan untuk mengetahui zat organik dan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi materi organik dan oksidasi secara kimia. Nilai COD dalam air limbah biasanya lebih tinggi dari nilai BOD karena lebih banyak senyawa yang dapat dioksidasi biologi. Semakin tinggi nilai COD dalam air limbah mengindikasikan bahwa derajat pencemaran pada suatu perairan semakin tinggi (Suharto, 2011)
Detail Variabel
Chemical Oxygen Demand (COD)
-
merupakan variabel yang digunakan untuk mengetahui zat organik dan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi materi organik dan oksidasi secara kimia. Nilai COD dalam air limbah biasanya lebih tinggi dari nilai BOD karena lebih banyak senyawa yang dapat dioksidasi biologi. Semakin tinggi nilai COD dalam air limbah mengindikasikan bahwa derajat pencemaran pada suatu perairan semakin tinggi (Suharto, 2011)
merupakan variabel yang digunakan untuk mengetahui zat organik dan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi materi organik dan oksidasi secara kimia. Nilai COD dalam air limbah biasanya lebih tinggi dari nilai BOD karena lebih banyak senyawa yang dapat dioksidasi biologi. Semakin tinggi nilai COD dalam air limbah mengindikasikan bahwa derajat pencemaran pada suatu perairan semakin tinggi (Suharto, 2011)
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air